top of page
  • Writer's pictureneo lighten05

Perkembangan Bisnis pada Sektor Properti di Indonesia

Investasi bisnis pada sektor properti di Indonesia mulai tahun 2016 perlahan mendapatkan kepercayaan yang besar dari para investor, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya investasi asing yang masuk ke Indonesia. Maka dari itu, penelitian ini ingin mengetahui peluang bisnis pada sektor properti di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yakni data yang didapat dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi di kuartal III tahun 2016 mencapai Rp155,3 triliun, angka tersebut naik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai Rp151,6 triliun. BKPM juga menyebutkan lima negara terbesar yang menanamkan investasinya di Indonesia adalah Singapura sebesar USD 2,23 miliar atau Rp28,99 triliun dengan 1.127 proyek, kemudian peringkat ke dua ada Jepang dengan nilai investasi sebesar USD 1,6 miliar dan urutan ketiga ada Tiongkok dengan nilai investasi sebesar USD 575 juta dengan 398 proyek.


Menurut Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, dari dana investasi yang masuk ke Indonesia, mayoritas investor masuk ke Indonesia membidik bisnis di sektor industri logam, mesin dan elektronik (330 proyek dengan nilai USD 1,23 miliar), pertambangan USD 764,06 juta dengan jumlah 277 proyek.dan perumahan (USD 730,02 juta dengan 313 proyek). Berdasarkan data dari Bank Dunia, Indonesia saat ini berada di peringkat ke 91 di dunia sebagai negara dengan Kemudahan Berusaha atau Ease of Doing Business (EODB). Peringkat ini naik sekitar 15 peringkat dari tahun sebelumnya yang berada di posisi 106. Indonesia sendiri saat ini masih menjadi destinasi menggiurkan untuk menanamkan investasi, ada beberapa faktor yang membuat kenapa banyak negara begitu tertarik untuk berinvestasi di negara kepulauan ini. Salah satunya karena iklim politik dan ekonomi yang stabil, juga karena negeri ini selalu membuka diri kepada negara lain yang ingin berinvestasi.(dalam Kemenperin.go.id 2016).

  • Laju pertumbuhan harga properti kembali meningkat.

Sejak Kuartal III-2013, laju kenaikan tahunan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) terus melambat. Setelah mencatatkan pertumbuhan tahunan hampir 14% pada kuartal III-2013, pertumbuhan IHPR pada kuartal III-2016 hanya tercatat sebesar 2.75% secara tahunan. Namun, sejak kuartal I-2017 laju pertumbuhan tersebut mulai mencatatkan tren kenaikan. Pada Triwulan II-2017 dan III-2017, IHPR mencatatkan pertumbuhan tahunan masing-masing sebesar 3.17% dan 3.32%. Percepatan laju pertumbuhan IHPR tersebut menjadi indikasi bahwa terdapat kenaikan harga properti yang salah satunya disebabkan oleh meningkatnya nilai properti di daerah yang berada di sekitar pusat kegiatan ekonomi seiring pembangunan infrastuktur penunjang yang memudahkan akses dari daerah tersebut menuju pusat kegiatan ekonomi.


• Nilai properti naik, namun angka penjualan masih tumbuh lesu.

Hal ini mengindikasikan meskipun pertumbuhan nilai properti dipersepsikan akan meningkat namun ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat masih berhati-hati dalam membeli properti. Faktor-faktor yang dianggap sebagai faktor penghambat laju pertumbuhan tersebut adalah tingginya suku bunga KPR, tingginya uang muka rumah, pajak, masalah perijinan, serta kenaikan harga bahan bangunan. Selain itu juga, kondisi ekonomi yang saat ini bertumbuh stagnan serta kondisi politik menjelang pemilihan umum juga merupakan sentimen yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penjualan properti tahun depan.

Sumber : PT Mega Capital Sekuritas , "Follow The Sun" Economic And Market Outlook 2018. Dikutip pada tanggal 21 April 2019. https://www.megasekuritas.id/rsch/Outlook%202018%20-%20Follow%20the%20Sun.pdf

Sumber : PT Mega Capital Sekuritas , "Follow The Sun" Economic And Market Outlook 2018. Dikutip pada tanggal 21 April 2019. https://www.megasekuritas.id/rsch/Outlook%202018%20-%20Follow%20the%20Sun.pdf


Sumber : PT Mega Capital Sekuritas , "Follow The Sun" Economic And Market Outlook 2018. Dikutip pada tanggal 21 April 2019. https://www.megasekuritas.id/rsch/Outlook%202018%20-%20Follow%20the%20Sun.pdf

Pertumbuhan properti komersial akan tetap didorong oleh segmen perumahan, apartemen dan perkantoran.

Pertumbuhan Indeks Harga Properti Komersial (IHPK) masih cenderung stabil. Sepanjang tahun 2017 IHPK tumbuh di kisaran dua persen. Kenaikan harga tertinggi didorong oleh segmen perkantoran dan pergudangan. Sedangkan hotel mengalami penurunan yang cukup signifikan. Secara permintaan, properti perumahan, perkantoran dan apartemen sejak pertengahan tahun lalu terus stabil mengalami kenaikan. Namun laju penambahan perkantoran serta apartemen baru juga cukup tinggi. Alhasil laju pertumbuhan harga properti perkantoran dan apartemen juga tidak terlalu tinggi. Hal tersebut dikarenakan pengusaha properti saling bersaing secara harga untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk tahun 2018, kami memperkirakan pertumbuhan permintaan komersial akan tetap stabil. Dengan banyaknya pipeline projects properti Grafik 20. Suku Bunga Tertimbang KPR 21 komersial akan tetap stabil. Dengan banyaknya pipeline projects properti komersial untuk beberapa tahun mendatang, pasar properti komersial akan tetap kompetitif.


Kesimpulan

Berdasarkan statistik diatas prospek ekonomi menjadi faktor utama yang perlu diperhatian oleh pelaku bisnis properti Indonesia. Adanya perkembangan yang cukup baik terhadap bisnis di sektor properti. Co-Founder Lamudi Global, Kian Moini, mengatakan, sesuai riset yang dilakukannya, prospek pasar properti di Indonesia sangat cerah. Seperti dikutip Antara, laporan yang disampaikan Lamudi didasarkan pada serangkaian survei terhadap para agen properti dan agen real estate di tiap negara. Riset ini menyoroti perilaku para “pemburu properti” online, sekaligus menawarkan proyeksi dan wawasan terhadap masa depan sektor properti yang diperoleh dari sejumlah wawancara dan survey dengan para pakar properti lokal. Menurut survei tersebut, hampir 65 persen agen properti optimis dengan prospek pasar properti, sementara 35 persen lainnya berpandangan dalam 12 bulan mendatang pasar properti biasa-biasa saja. (dalam housingestate.id, 2014)

11 views0 comments

Comments


bottom of page